Foto : jasa ekspedisi saat menunggu pelanggan di halte pos 1 PT Rapp Pangkalan Kerinci
PELALAWAN - Pengguna jasa expedisi J&T keluhkan pengiriman paket yang harus di jemput sendiri.
Pasalnya, Kejadian tersebut tak hanya dialami oleh satu orang pengguna, namun seluruh pengguna jasa J&T di wilayah tersebut juga mengalami hal yang sama. Kejadian tersebut berlokasi di Sp 5/6, Desa Makmur, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Semenjak virus Covid-19 mewabah di seluruh pelosok nusantara beberapa tahun ini, pengusaha expedisi melonjak drastis. Kebanyakan warga memilih transaksi jual beli melalui online dengan menggunakan jasa expedisi.
Banyaknya konsumen yang lebih memilih membeli secara online, membuat jasa expedisi kewalahan bahkan muncul jasa-jasa expedisi baru. Seperti yang terjadi di Wilayah Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Melonjaknya penggemar pembeli Online membuat pihak expedisi kalang kabut alias keteteran untuk mengantarkan barang kepada konsumen.
Namun untuk mengantisipasi penumpukan barang di gudang expedisi, mereka memilih untuk menunggu konsumen di suatu tempat.
Parahnya, konsumen diberi pesan melalui WhatsApp untuk segera mengambil barang kiriman dengan batas waktu tertentu.
Bagi yang berkesempatan datang dan mengambil barang tentunya tidak masalah. Namun ada beberapa orang yang memang tidak mempunyai kesempatan dikarenakan kesibukan. Seperti yang dialami salah satu konsumen inisial RZ. Beberapa kali ia harus menjemput barang pesanannya dengan mengorbankan waktu kerjanya.
"Saya sibuk jadi saya tak sempat mengambil barang-barang itu. Kalau sekali dua kali masih bisa di tolerir. Dan seharusnya pihak expedisi bertanggung jawab mengantarkan barang hingga ke tempat tujuan," ungkap RZ kepada awak media, Selasa (24/05/2022)
"Dari awal sudah banyak yang komplain. Karena hal ini sudah berlangsung dari awal bulan Mei. Masalahnya saya adalah pengguna jasa expedisi yang rutin menggunakan jasa expedisi J&T ini ," sebutnya lagi.
Ketika dipertanyakan kepada petugas pengantar yang berlokasi di depan SMK Sp.6 Desa Makmur, Admi mengatakan, "petugas kurir yang bertugas khusus di Wilayah Sp.5 dan Sp.6 orangnya resign bang, carikan kalau ada yang mau kerja di J&T untuk wilayah sini," ujarnya.
Selanjutnya, inisial DN yang juga sebagai pengguna J&T mengatakan, "kemaren saya ada juga pesan melalui J&T berhubung saya tinggal di townset 1, dikarenakan kurir tidak diperbolehkan masuk, maka saya kirim alamat teman di SP.6. Nah pas pengantaran, malah saya menerima WhatsApp suruh jemput di SMK SP.6, padahal melewati rumah teman saya juga, kok tidak di antar langsung ke alamat yang sudah ditentukan. Jauh saya jemput," ujarnya.
Berikut isi pesan WhatsApp yang dikirim kepada pengguna jasa untuk pengambilan paket!
"Siang/Sore Pak/Bu saya dari J&T ingin menginformasikan:
Dikarenakan kurir diarea SP 5 - 6 sudah resign dan untuk menghindari penumpukan paket di kantor dimohon Bapak/Ibu untuk membantu kami menjemput di DEPAN SMKN 1 dan kami hanya sampai jam 5:30 disini, dimohon untuk mempercepat pengantaran kami. Terimakasih "
"Note : Untuk pengambilan paket dimohon untuk disertai foto paket yang akan diambil dan jika pesan kami tidak ditanggapi/hanya dibaca mohon maaf paketnya akan kami return/dikembalikan kepenjual." Tulis pesan WhatsApp tersebut.
Saat dikonfirmasi awak media ini, tim petugas yang memberikan informasi tentang jemputan paket dengan nomor WhatsApp yang memakai profil logo J&T, mengatakan, "tanya aja ke kantor kalau mau jelas, saya cuma menjalankan apa yang disuruh kantor," cetusnya.
Saat dimintai nomor pimpinan kantor tidak ada respon hingga berita ini diterbitkan. (Tim)