NUNUKAN - Aneh, perbuatan si emak-emak hingga membuat korban mengalami depresi, menurut pengakuan emak-emak perkosa siswa SMK di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, cukup mengejutkan.
Yang cukup mengejutkan, emak-emak perkosa siswa SMK itu ternyata bukan pertama kali terjadi. Bahkan, antara pelaku dan korban sudah berulang kali melakukan hubungan badan sejak Februari 2022 lalu.
Baik emak-emak maupun siswa SMK, melakukan persetubuhan atas dasar suka sama suka.
Siswa SMK diperkosa emak-emak itu berinisial G (16). Sedangkan pelaku perkosaan sebut saja Mentari, yang sudah berusia 42 tahun.
Kanit PPA Satreskrim Polresta Nunukan, Ipda Martha mengatakan, pelaku dan korban ternyata sudah menjalin asmara atau berpacaan sejak Februari 2022.
Perkenalan G (16) dan Mentari itu bermula dari media sosial TikTok yang dilanjutkan dengan chatting online. Setelah bertemu, keduanya langsung memutuskan berpacaran dan sejak itu kerap melakukan hubungan badan.
“Keduanya berpacaran, kenalannya lewat chatingan di tik-tok. Kemudian keduanya jalin hubungan sejak Febuari lalu,” ungkap Martha kepada awak media dikutip Rabu (25/05/2022).
Namun, Mentari membantah mencekoki korban dengan obat kuat sebelum berhubungan badan. Pelaku juga menolak disebut bahwa dirinya mantan PSK.
Sebaliknya, Mentari mengaku terkejut korban sampai depresi karena persetubuhan berulang-ulang kali dengan dirinya.
Pasalnya, sejak melakukan hubungan badan pertama pada Februari lalu, korban masih seringkali mengulang-ulang hubungan badan dengan dirinya. “Dari hasil pemeriksaan, pelaku tidak pernah memberikan obat kuat dan pelaku membantah disebut sebagai mantan PSK,” ujarnya.
“Namun pelaku mengakui semuanya kalau berhubungan sex dengan korban sudah berulang-ulang kali,” sambung Martha.
Sampai saat ini, lanjut Martha, pihaknya masih terus melakukan penyidikan kasus siswa SMK diperkosa emak-emak.
Sejauh ini penyidik juga telah meminta keterangan sejumlah saksi dari pihak sekolah dan dinas terkait. Sayangnya, siswa SMK diperkosa emak-emak hingga saat ini masih belum bisa dimintai keterangan lantaran masih mengalami depresi.
Karena itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dokter spesialis anak, kulit dan kelamin, serta spesialis kejiwaan. “Masih kami dalami. Korban saat ini belum bisa diminta keterangan karena masih dalam penanganan rawat inap rumah sakit,” tandasnya.(Us)