Nasip Petani yang Bergantung Hidup dari Kebun Kelapa di Desa Tempuling Sabtu, 06/08/2022 | 22:22
Foto : Hamparan kebun kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau
INDRAGIRI HILIR - Beberapa bulan terakhir pemerintah dibuat kelabakan perihal anjloknya harga Tandan Buah Sawit (TBS) khususnya di Provinsi Riau. Tak jauh beda dengan Kelapa, petani Kelapa pun juga dibuat bingung dan resah atas turunnya harga. Pemerintah memang dituntut serius dan gerak cepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Apalagi masyarakat Indonesia harus dihadapkan dengan melonjaknya harga kebutuhan pokok.
Petani Kelapa di Desa Tempuling, Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau keluhkan murahnya harga Kelapa yang ada di kabupaten tersebut.
Pasalnya, merosotnya harga Kelapa sudah terjadi sejak sebulan terakhir bahkan menjadi topik hangat dikalangan masyarakat Indragiri Hilir (Inhil).
Masyarakat Kabupaten Inhil yang umumnya berpenghasilan dari kebun kelapa, tentunya sangat resah dengan anjloknya harga kelapa 50 persen masyarakat yang bergantung pada penghasilan dari kebun kelapa itu tak dapat lagi menikmati hasil yang memuaskan. Kelapa yang panennya musiman yang di panen tiga bulan sekali itu harga awal berkisar Rp. 2.800,- per-buah dan sudah sebulan terakhir merosot menjadi Rp. 1.600,- per-buah kelapa.
Salah seorang petani kelapa, Muis mengatakan, " kami di sini berpenghasilan dari kebun kelapa, dengan harga kelapa yang sangat murah seperti sekarang ini kami bingung. Karena kebutuhan sembako untuk sekarang harganya terus naik. Mau tidak mau kami terpaksa tetap menjual kelapa dan mengerjakannya, dari pada tidak ada penghasilan sama sekali dan agar kebun kelapa tetap terawat," kata Muis kepada awak media ini. Sabtu (05/08/2022).
Dikatakan Muis, turunnya harga Kelapa dari petani mengikuti harga pasar. "Karena harga jual di pasar murah, akhirnya kami yang kena imbasnya," terangnya.
Sementara itu, para petani kebun kelapa sangat berharap kepada pemerintah agar mendengar apa yang menjadi keluhan masyaraka untuk menormalkan kembali harga jual beli kelapa. (Yanti)