Anjloknya Harga TBS, Petani Desa Bekawan Inhil Terpaksa Alih Kerjaan Kamis, 11/08/2022 | 22:27
Foto : Petani sawit yang berada di Desa Bekawan kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau
INDRAGIRI HILIR -Dimulai sejak adanya larangan ekspor CPO pada April 2022 lalu, kini hampir empat bulan berlalu harga jual TBS petani tidak kunjung pulih. Petani sawit yang berada di Desa Bekawan kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau mengaku resah dengan turunnya harga TBS saat ini.
Sebelum terjadinya penurunan, harga TBS di Desa tersebut mencapai Rp. 3000,- per kilonya. Kini, mereka (petani sawit red) hanya dapat menjual kepada agen dengan harga dibawah Rp.1000,- perkilonya. Harga yang ditetapkan agen satu Minggu yang lalu hanya berkisar Rp.800,-.
Anjloknya harga TBS membuat sebagian petani terpaksa mencari pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Seperti halnya Tandi (26), selain mengurus kebunnya sendiri terkadang ia mencari upahan ditempat lain.
Tandi berharap kepada Pemerintah Kabupaten Inhil agar melakukan sidak ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS). " Kami berharap agar Bupati dapat turun langsung ke PKS dan memberi solusi kepada kami agar harga TBS bisa kembali normal," harapnya, Kamis (11/08/2022).
Lebih lanjut Rian, selaku pembeli TBS mengaku turunnya harga TBS mengikut harga jual dari Pabrik. " Harga jual murah makanya saya beli juga murah," terangnya.
Sementara itu terkait ajloknya harga jual buah kelapa, yang sudah diberitakan beberapa hari yang lalu, hingga saat ini harga kelapa masih berkisar Rp. 1600 per butir dan belum ada kenaikan.
Belum ada keterangan resmi dari pihak terkait hingga berita ini diterbitkan.(Yanti)