Wartawan di Riau Mendapatkan Kekerasan, Diduga Akibat Mengkritisi Kinerja Seorang Oknum Pejabat Sabtu, 08/10/2022 | 13:28
Foto : Miftahul Syamsir, wartawan yang mendapat tindakan kekerasan sedang mendapatkan perawatan medis
PEKANBARU - Lagi, Wartawan Media Online asal Riau mengalami tindakan kekerasan. Miftahul Syamsir, seorang Wartawan (pemred Media RiauWicara) dikeroyok segerombolan orang yang menurutnya diduga suruhan Oknum Pejabat di Pekanbaru, Provinsi Riau, pada Jumat (07/10/2022) sekira pukul 20.10 WIB.
Kejadian Naas tersebut, diduga kuat akibat pemberitaan yang disajikan oleh wartawan (korban) saat menjalankan tugas sebagai kontrol sosial mengkritisi kinerja PJ Wako terkait masalah Banjir, Penanganan Infrastruktur dan berbagai kasus atas Kebijakan Proyek Perparkiran di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Sebelum kejadian pengeroyokan yang dialaminya, Miftahul Syamsir mengatakan, saya dihubungi oleh orang yang "mengaku" Suruhan PJ Walikota (Wako) Pekanbaru, sehingga terjadilah pertemuan di salah satu tempat di Jalan Rajawali Kecamatan Sukajadi Pekanbaru," ujar Miftahul Syamsir dan juga selaku Sekretaris KNPI Riau itu, kepada awak media.
Lebih lanjut Miftahul Syamsir menjelaskan, dirinya dikeroyok di salah satu kafe yang berada di depan Polsek Sukajadi. Sekelompok orang yang dikenal salah satu yang melakukan pengeroyokan atas nama inisial DE alias ET, datang menemuinya di kafe menggunakan mobil Pajero Sport warna putih.
"Saya sedang visum di Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru. Apakah benar preman ini suruhan oknum pejabat, apakah dibenarkan adanya penyiksaan dan penganiayaan seperti ini, kalau mengkritik pemerintah akan dikeroyok sampai berdarah-darah," ujarnya.
Efriadi Situmorang, salah satu unsur Wakil Ketua KNPI Provinsi Riau menambahkan, "iya, kami sinyalir Pelakunya inisial DE alias ET yang diduga adalah Ketua AMPG Kota Pekanbaru," katanya.
Kasus Pengeroyokan dan Penyiksaan itu terjadi pasca Viralnya Pemberitaan tentang kritikan masalah Banjir, Infrastruktur dan Proyek Perparkiran di Kota Pekanbaru.
"Tolong Kami Pak Kapolda! Yakinkan kami, bahwa bapak mengayomi masyarakat. Ini ada Gerombolan Preman Mengaku Suruhan PJ Wako yang telah menyiksa teman kami sampai berdarah-darah. Apakah Kota Pekanbaru masih aman pak? kami takut Pak Kapolda, Ngeri Jenderal!," ujar Efriadi.
Selanjutnya, Korban juga sudah membuat laporan ke Polda Riau dengan nomor laporan STPL / B / 480 / X / 2022 / SPKT / POLDA RIAU tertanggal 07 Oktober 2022, dugaan tindak pidana penganiayaan secara bersama-sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 KUHP yang diduga dilakukan oleh DE alias ET dan kawan-kawan.
Ditempat terpisah, Penjabat Walikota Pekanbaru Muflihun SStp MAP, membantah tegas tudingan yang menyebutkan dirinya menyuruh sekelompok orang untuk melakukan kekerasan terhadap salah seorang warga bernama Miftahul Syamsir. Ia menyayangkan isu yang dihembuskan sekelompok orang tersebut.
“Tidak benar saya menyuruh orang untuk melakukan kekerasan terhadap warga yang memberikan komentar dan kritikan terhadap kondisi Kota Pekanbaru yang saya pimpin saat ini. Saya siap dikritik. Karena bagi saya kritik masyarakat sangat dibutuhkan untuk perbaikan urusan penyelenggaraan negara,” ujarnya.
Justru, sambung lelaki yang kerap disapa Uun ini, kritikan yang sifatnya membangun dan tidak tendensius itu menjadi masukan bagi Pemko Pekanbaru untuk menjadi lebih baik lagi," pungkas PJ Wako.(Iman)