Respon Soal Penutupan Warung Remang-remang di Tembilahan, Menjadi Perbincangan Netizen Senin , 11/03/2024 | 23:45
Foto : PJ Bupati Inhil Herman saat meninjau pembongkaran di Pasar Dayang Suri beberapa waktu lalu
INDRAGIRI HILIR - Semenjak H Herman menjabat sebagai Penjabat (Pj) Bupati Indragiri Hilir (Inhil) sudah dua lokasi warung remang-remang ditutup. Mulai dari Kelapa Gading dan Los Pasar belakang Dayang Suri.
Kebijakan Pj tersebut menuai pro dan kontra dan memberikan beragam reaksi, tak pelak dari netizen Facebook merespon positif mendukung penuh kebijakan penutupan warung yang dinalai menjadi tempat timbulnya penyakit masyarakat.
Terpantau, sebagian mendukung langkah pemerintah karena menganggap penutupan tersebut dapat memulihkan citra positif daerah atau mengembalikan julukan kota ibadah dan mengurangi kegiatan yang tidak sesuai dengan norma sosial.
Sementara itu, ada juga yang menyayangkan penutupan tersebut karena berpotensi menghilangkan sumber pendapatan bagi sebagian orang.
Seperti yang disampaikan oleh pemilik akun Facebook Iwan Cingho dalam memberikan komentar pada sebuah postingan pemberitaan tentang penutupan pasar Kelapa Gading dan Dayang Suri.
"Kayanya pj bupati ni TDK memikirkan nasib orang kecil, se enaknya aja main tutup warung orang, dia mencari nafkah untuk menghidupi keluarga nya bukan untuk mencari kaya . Jngn main tutup aja pak pikirkan nasib merika," tulisnya (1 hari yang lalu).
Lantas komentar tersebut tersebut langsung ditanggapi oleh pemilik akun Facebook Roni Van Persie dengan menuliskan "Iwan Chingho bukan kehendak bupati pribadi sendiri om penutupan di laksana kan karena ada nya laporan informasi dari masyarakat tokoh masyarakat serta tokoh alim ulama se inhil bersyukur bupati mau menyerap aspirasi masyarakat serta tokoh masyarakat dan alim ulama," ujarnya yang disambut dengan komentar "Setuju" oleh akun Dapur Rini Bon Bon I.
Tak hanya itu, pemilik akun Nery Minarsih juga seakan mengungkapkan kesepakatannya atas penutupan warung remang-remang yang di lakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Inhil.
"Orang kecil dari mana yang ada d tmpat tu org malas tukang poroti laki org modal gatal aja dapat duit klapa gading dayang suri tmpat karoke isi nya bukan org2 kcil," tulis Nery Minarsih sembari menandai pemilik akun Iwan Chingho yang mengatakan Pj Bupati tidak memikirkan nasib orang kecil.
Kendati demikian, respon atas penutupan warung remang-remang tersebut masih menjadi perbincangan hangat dikalangan nitizen yang menyatakan setuju dan kurang setuju karena beberapa faktor.
Setiap kebijakan tentu seperti dua mata koin, ada sisi positif dan negatifnya. R (34), salah satu pedagang di Kelapa Gading mengeluhkan kebijakan Pj Bupati H Herman sebagai bentuk ketidakberpihakan Pemerintah Daerah kepada masyarakat kecil.
"Kita juga turut mengapresiasi kinerja pak Pj Bupati Herman dalam rangka menertibkan lokasi yang dinilai kurang baik ini, tapi tolong pak pedagang kecil kek kami ni dipikirkan juga, jangan asal bongkar bongkar tanpa solusi, kami cari makan juga pak, sama untuk isi perut," ungkap R menuturkan kepada awak media, Senin (11/03/2024).
Dirinya menuturkan, kebijakan Pj Bupati Inhil H Herman tidak disertai solusi dan realisasi untuk keberlangsungan kehidupan masyarakatnya.
"Baru selesai Covid ekonomi kami hancur hancuran, baru satu tahun ini kami mulai berdagang lagi, mulai lagi merintis ekonomi, tapi sudah digilas saja," ungkap R.
R berharap agar Pemerintah segera mencarikan jalan tengah terbaik agar masyarakat yang terdampak penggusuran tidak luntang lantung, apalagi sudah memasuki bulan suci Ramadhan.
"Besok sudah puasa, sebentar lagi lebaran, kami nganggur di rumah, anak-anak butuh makan, kalau mengikuti kehendak saja memang bagus untuk memberantas maksiat, tolong pikirkan masyarakat yang cari beras dari hasil yang baik juga, dan juga sampai saat ini tidak ada Pembinaan dari Pemerintah Daerah. Kalaupun ada, kami siap ikut dalam rangka mendukung ekonomi yang positif itu, bukan seperti ini yang main bongkar saja tapi tidak ada solusi dari pemerintah," tukasnya.
Sebelumnya, Pj Bupati Inhil, H Herman menyatakan bahwa akan melakukan penataan kembali agar pasar Dayang Suri Tembilahan menjadi tempat yang layak bagi seluruh pedagang untuk mencari nafkah.
"Kita tata sebagaimana layaknya pasar agar menghindari alih fungsi menjadi warung remang-remang," tukasnya.
Penyegelan tersebut bukan tanpa sebab, dirinya menerima aduan masyarakat dan para tokoh agar Pasar Kelapa Gading dan Dayang Suri ditertibkan, karena telah meresahkan.
"Kita laksanakan pertemuan dengan para tokoh agama serta tokoh masyarakat, mereka menginginkan ini ditertibkan," tegasnya.
Herman dengan tegas mengatakan, jika masyarakat Ingin berdagang, Pemkab Inhil akan menyediakan tempat yang layak. Namun kalau untuk warung remang-remang, dia menegaskan tidak akan memberikan izin.
"Yang namanya warung remang-remang, saya tidak akan kasih izin. Tapi kalau mau berjualan, kita akan siapkan tempatnya yang layak," tutup Pj Bupati Inhil, H Herman.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Industri Kabupaten Indragiri Hilir Martha Haryadi saat dikonfirmasi oleh awak media membantah dengan menyatakan bahwa Pemda sudah pernah memberikan edukasi, namun realitanya pedagang menyatakan tidak pernah diberikan pembinaan/edukasi.
"Pedagang yang berada di pasar yang di bangun pemerintah daerah minimal setahun sekali saat penarikan retribusi atau saat adanya laporan masyarakat oleh petugas trantib dinas bersama Satpol PP dengan melakukan penertiban memberikan edukasi kepada pemilik los/kios yang di bangun Pemda," tulis Marta Haryadi saat dikonfirmasi melalui pesan singkat oleh wartawan.