7 Gangguan Informasi di Jagat Maya yang Sering Dijumpai
Rabu, 29-05-2024 - 16:29:11 WIB
Foto : Ilustrasi (Tangkapan layar)
TERKAIT:
   
 

EDUKASI - Hoaks menjadi garis besar dalam persoalan kegagalan informasi. Persebaran informasi yang salah terlalu masif tersebar, dan terkadang diterima secara mentah oleh masyarakat luas. Terlebih, hoaks mudah didapatkan di beragam media sosial maupun platform online lainnya. Hal inilah yang menggiring Indonesia pada kasus “darurat hoaks”, sehingga menimbulkan banyak intrik, ujaran kebencian, permusuhan, dan permasalahan sosial lainnya.


Sebagai ‘konsumen’ informasi, masyarakat dituntut untuk lebih mawas, dan berhati-hati dalam menerima setiap kalimat, maupun tiap detik narasi dalam sebuah video yang ada di konten media sosial. Pengetahuan tentang hoaks pun harus diperkaya untuk kemudian menjadi pelindung diri agar tidak menjadi korban, atau bahkan sebagai pelaku penyebaran hoaks. Ada tiga turunan hoaks yang harus diketahui, yakni disinformasi, misinformasi, dan malinformasi.


Dua hal yang disebutkan di awal (disinformasi, malinformasi) paling akrab dijumpai sebagai gangguan informasi. Dilansir dari Buku Pegangan untuk Pendidikan dan Pelatihan Jurnalisme yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO, ada 7 jenis gangguan informasi sebagai instrumen disinformasi dan misinformasi yang dapat dipahami sebagai akar persebaran hoaks di Indonesia.


1. SATIRE dan PARODI
Keduanya kerap saling berkaitan. Satire dan parodi dapat dianggap sebagai bentuk seni, maka sering digunakan oleh para pelaku seni dalam dialog di setiap peranannya. Satire merupakan sindiran dalam tipologi tentang disinformasi dan misinformasi yang mungkin mengejutkan. Namun, di dunia tempat orang semakin menerima informasi melalui media sosial, ada kebingungan ketika tidak dipahami bahwa sebuah laman itu bersifat satire atau sindiran.


2. HUBUNGAN yang SALAH
Contoh hubungan yang salah adalah ketika judul berita, visual, atau keterangan tidak mendukung konten yang bersangkutan. Yang paling umum adalah judul berita click bait. Dengan meningkatnya persaingan untuk mendapatkan perhatian khalayak, editor semakin harus menulis judul berita untuk menarik klik, bahkan jika orang yang membaca artikel tersebut merasa telah ditipu. Ini juga dapat terjadi ketika visual atau keterangan digunakan, terutama di situs-situs seperti Facebook, untuk memberikan kesan tertentu, yang tidak didukung oleh kontennya. Ketika orang menggulir feed di media sosial mereka tanpa mengeklik ke artikel (yang sering terjadi), visual dan keterangan yang menyesatkan bisa sangat menipu.


3. KONTEN yang MENYESATKAN
Jenis konten ini adalah ketika ada penggunaan informasi yang menyesatkan untuk membingkai isu atau individu dalam cara tertentu dengan memotong foto, atau memilih kutipan atau statistik secara selektif. Visual adalah wahana yang sangat ampuh untuk menyebarkan informasi yang menyesatkan, karena otak kita cenderung tidak terlalu kritis terhadap visual12. Iklan berbayar yang meniru konten editorial juga masuk dalam ketegori ini jika tidak disertai keterangan yang memadai.


4. KONTEKS yang SALAH
Satu alasan istilah “berita palsu” sangat tidak membantu adalah karena konten asli sering terlihat diedarkan kembali di luar konteks aslinya. Misalnya, gambar dari Vietnam, yang diambil pada 2007, diedarkan kembali tujuh tahun kemudian, dibagikan dengan klaim bahwa itu adalah foto dari gempa bumi Nepal pada 201514.


5. KONTEN TIRUAN
Ada masalah besar ketika nama seorang jurnalis diletakkan di bawah artikel yang tidak mereka tulis, atau logo organisasi yang digunakan dalam video atau gambar yang tidak mereka buat. Sebagai contoh, menjelang pemilihan umum Kenya pada 2017, BBC Afrika menemukan bahwa seseorang telah membuat video lalu menambahkan logo BBC hasil Photoshop, dan video itu beredar di WhatsApp15. BBC lalu harus membuat video yang memperingatkan orang-orang untuk tidak tertipu oleh video rekayasa tersebut.


6. KONTEN yang MANIPULASI
Konten yang dimanipulasi adalah ketika konten asli dimanipulasi untuk menipu. Sebuah contoh dari Afrika Selatan menunjukkan gambar yang dimanipulasi dari Editor HuffPost bernama Ferial Haffajee—yang dalam satu kasus, duduk di pangkuan seorang pengusaha, Johan Rupert—yang menunjukkan ada hubungan pribadi di antara keduanya.


7. KONTEN REKAAN
Jenis konten ini dapat berupa format teks, misalnya “laman berita” yang sepenuhnya dibuat-buat, seperti WTOE5 News, laman berita fantasi yang menerbitkan artikel yang menyatakan bahwa Paus telah mendukung Donald Trump untuk Presiden. Ini juga dapat berupa visual, seperti halnya grafik yang secara keliru menyarankan bahwa orang dapat memilih Hillary Clinton melalui SMS17. Visual seperti ini ini menarget komunitas minoritas di jejaring sosial menjelang pemilihan presiden di AS.


Tujuh jenis gangguan informasi di atas dapat dijadikan oleh khalayak umum, khususnya para pembaca dan penikmat konten sebagai sumber pengetahuan untuk memahami persoalan disinformasi, misinformasi, dan malinformasi. Dengan begitu, akan meminimalisir adanya penyebaran hoaks yang akhirnya akan menimbulkan kerugian bagi individu, kelompok, maupun negara.(Diskominfo/R) 




 
Berita Lainnya :
  • Resmi Dilantik Sebagai Pj Bupati, Hambali Siap Membangun Kabupaten Kampar Lebih Baik
  • 22 dari 25 Propemperda Direncanakan Akan Diproses pada 20 November 2023
  • Bupati Kuansing Suhardiman Amby Doakan 285 Jemaah Haji Selamat Sampai Kampung Halaman
  • Pj Wako Pangkalpinang Mengapresiasi Calon Paskibraka Nasional dan Provinsi
  • 670 Ribu Orang Belum Lakukan Pemadanan NIK-NPWP, Nasibnya Bagaimana?
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
    + Indeks Berita +
    01 Resmi Dilantik Sebagai Pj Bupati, Hambali Siap Membangun Kabupaten Kampar Lebih Baik
    02 22 dari 25 Propemperda Direncanakan Akan Diproses pada 20 November 2023
    03 Bupati Kuansing Suhardiman Amby Doakan 285 Jemaah Haji Selamat Sampai Kampung Halaman
    04 Pj Wako Pangkalpinang Mengapresiasi Calon Paskibraka Nasional dan Provinsi
    05 670 Ribu Orang Belum Lakukan Pemadanan NIK-NPWP, Nasibnya Bagaimana?
    06 8 Orang Putra Nias Barat Lulus Pentaru di Sekolah Tinggi Vokasi KKP
    07 Israel Ketar Ketir, IDF Tumbang di Rafah, Tewas di Tulkarm, Hancur di Golan
    08 JMSI minta Kapolri atensi kasus pembakaran rumah jurnalis di Tanah Karo
    09 Pj Gubri SF Hariyanto Imbau Sekolah Waspadai Aktivitas Judol
    10 Bawaslu Riau: PSU Berlangsung Lancar, Money Politik Tak Terdeteksi
    11 Masih Berduka, Bupati Andi Utta Tetap Hadiri Peringatan HUT ke-78 Bhayangkara
    12 Rapat Paripurna DPRD Provinsi Riau, Pj Gubri Sampaikan Ranperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2023
    13 Memasuki Hari ke-2 Pertandingan pada POPDA XVI Riau, Cabor Renang Bersaing Ketat
    14 Tiga Terduga Pelaku Judi Online Diamankan Sat Reskrim Polres Nias
    15 Masih Bisakah Memadankan NIK dan NPWP Setelah Lewat 30 Juni 2024?
    16 Pendaftar PPDB SMA/SMK di Riau Capai 97.638 Orang, Hasilnya Diumumkan Sore Ini
    17 1 Juli Resmi NIK Jadi NPWP
    18 Pj Gubernur Riau, Resmi Dilantik Sebagai Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia
    19 Malam Puncak Cipta Sastra tahun 2024, Dihadiri Sejumlah Seniman Riau
    20 Provinsi Riau Laksanakan Pemilihan Legislatif Ulang di Tiga Kabupaten
    21 Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun, Ayahanda Bupati Bulukumba Meninggal Dunia
    22 Sambut HUT Ke-78 Bhayangkara, Polres Nias Ikuti Doa Bersama Lintas Agama Secara Virtual
     
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Busernews24.com | Situs Berita Aktual Terpercaya